Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-10 01:37:30【Resep】030 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(2723)
Sebelumnya: Keragaman ide di Demoday FSI tunjukan potensi kuliner Indonesia
Selanjutnya: Klasemen Grup H: peluang Indonesia U
Artikel Terkait
- PBB sebut bantuan ke Gaza masih terus dihalangi
- Ekonom: Rencana penurunan PPN bisa dongkrak daya beli dan sektor riil
- 8 fakta minum kopi hitam bermanfaat untuk kesehatan hati
- Larangan perdagangan daging anjing, Legislator: Gubernur tepati janji
- Bupati Bekasi instruksikan percepatan penanganan banjir
- Satgas MBG Banjar: Olah menu sesuai petunjuk guna cegah keracunan
- Pimpinan Komisi X dukung penerapan "school kitchen" dalam MBG
- Bupati Banyumas: Gebyar Pendidikan Non
- Menengok suasana jelang pembukaan ajang CIIE ke
- Kaltim bentuk SPPG wilayah 3T pastikan MBG sasar daerah terpencil
Resep Populer
Rekomendasi

SPPG Mabes Polri di Rejang Lebong Bengkulu jamin keamanan pangan MBG

Dietisien ngak sarankan diet dengan hanya konsumsi buah

BGN apresiasi 31 SPPG di Lebak layani MBG aman dan ngak ada keracunan

Kemensetneg himpun masukan terkait pelaksanaan MBG di Manokwari

HMI: MBG bisa hadirkan generasi sehat dan berdaulat

Pakar IPB paparkan nutrisi susu untuk tingkatkan gizi pada Program MBG

Dinkes: Korban keracunan MBG di Tulungagung terus bertambah

Satgas MBG Banyuasin pastikan menu sesuai dengan kebutuhan gizi